Menabung Puluhan Tahun Demi Impian Haji: Kisah Inspiratif 2025

Menabung Puluhan Tahun Demi Impian Haji Tercapai: Kisah Inspiratif Jemaah Indonesia 2025
Ibadah haji adalah rukun Islam kelima yang menjadi impian bagi setiap Muslim. Namun, biaya yang tinggi dan masa tunggu yang panjang menjadikannya sebuah perjalanan spiritual yang membutuhkan kesabaran dan pengorbanan luar biasa. Di tengah popularitas umrah plus Turki, kisah jemaah Indonesia 2025 ini menginspirasi kita untuk tak menyerah pada impian.
Supiati: 35 Tahun Menabung demi Haji
Supiati (55), ibu rumah tangga dari Sumbawa, mulai menabung sejak usia 20 tahun. Dari hasil berjualan sayur dan usaha kecil-kecilan, ia menyisihkan uang Rp2.000 hingga Rp5.000 setiap hari. Setelah 35 tahun berjuang, pada 2025 ia akhirnya berangkat haji.
“Rasanya seperti mimpi melihat Ka’bah langsung,” ujarnya haru.
Asma Tanjung: Menunggu 55 Tahun
Asma Tanjung (78), pedagang sate dari Sumatera Utara, pertama kali mendaftar haji di tahun 1970-an. Namun, karena keterbatasan ekonomi dan panjangnya antrean, ia baru bisa berangkat di tahun 2025.
“Saya hanya terus berdoa dan menabung sedikit demi sedikit. Alhamdulillah, impian saya tercapai,” katanya sambil tersenyum di Makkah.
Pelajaran dari Kesabaran Jemaah
- Niat yang tulus akan selalu menemukan jalannya.
- Kesederhanaan bukan penghalang untuk meraih ibadah agung.
- Haji dan umrah adalah perjalanan hati, bukan hanya perjalanan fisik.
Antara Haji Reguler dan Umrah Plus Turki
Bagi umat Muslim saat ini, alternatif seperti umrah plus Turki menjadi pilihan populer. Program ini tidak hanya memungkinkan jemaah mengunjungi Tanah Suci, tetapi juga menjelajahi situs sejarah Islam di Turki seperti Masjid Biru dan Hagia Sophia.
Kisah Supiati dan Asma mengingatkan kita bahwa tidak ada perjalanan spiritual yang lebih indah daripada yang diperjuangkan dengan sepenuh hati.
Memulai Perjalanan dari Sekarang
Tak perlu menunggu usia senja. Kini, persiapan haji atau umrah bisa dimulai dengan membuka tabungan syariah, mencicil paket umrah plus Turki, atau mengikuti bimbingan manasik sejak dini. Yang terpenting adalah menjaga niat agar tetap karena Allah.
Kalau Supiati dan Asma mampu bersabar puluhan tahun demi panggilan Allah, kita pun bisa memulainya dari sekarang. Setiap langkah kecil akan mendekatkan kita ke Tanah Suci.Leave a Reply
Your email address will not be published.